Jumat, 15 Februari 2008

10 JURUS PENDONGKRAK BISNIS



Setiap orang dengan metode trial and error, cepat atau lambat pastilah bisa mengoperasikan sebuah peralatan, semisal mengoperasikan alat elektronik baru. Namun dengan adanya buku manual atau petunjuk pengoperasionalan pastilah jauh lebih membantu ketimbang orang tersebut coba-coba. Dengan upaya yang sama, seseorang yang bekerja dengan tuntunan akan jauh lebih berhasil daripada yang bekerja secara asal-asalan. Teknik-teknik untuk mencapai tujuan secara efisien inilah barangkali yang disebut sebagai sebuah jurus (orang lain bisa jadi berbeda definisi)

Kehidupan dunia bisnis pun juga tidak berbeda jauh dengan bidang kehidupan lainnya (karena pada kenyataan bisnis memang merupakan bagian dari kehidupan yang lebih luas). Kemajuan zaman juga selalu dibarengi dengan adanya tuntutan. Paradigma berbisnis cara lama pun sudah tidak mampu lagi mewadahi apalagi mengatasi tuntutan. Perlu jurus-jurus baru tertentu agar langkah-langkah yang dilakukan pengusaha untuk mencapai tujuan berjalan efisien, baik ditinjau dari sisi dana maupun tenaga yang dikeluarkan.

Begitu pentingnya jurus, seperti buku petunjuk manual pengoperasian, kami merasa perlu untuk bagikan kepada Anda. Sepuluh jurus yang kami pilih telah teruji menjadi amunisi bagi melambungnya kinerja beberapa pengusaha atau perusahaan.



Jurus Pertama :

Optimalkan Otak Kanan

Jangan Anda berlaku salah dengan mengatakan bahwa otak kiri tidak penting. Tetapi Anda juga harus segera menyadari kehidupan ekonomi global tengah dikendalikan oleh orang-orang bertipe otak kanan. Kehidupan ekonomi dunia memang berhutang besar kepada orang-orang yang kemampuan otak kirinya hebat, yakni para “pekerja pengetahuan”

Namun kata Daniel H Pink pengarang A Whole New Mind, di dunia barat dan global pekerjaan orang-orang berotak kiri saat ini dengan mudah digantikan. Pekerjaan akunting di sebuah perusahaan, yang dulunya ditangani oleh beberapa orang pegawai, kini cukup dikerjakan oleh satu orang dengan bantuan software keuangan. Bahkan pekerjaan pembuatan software itu sendiri sekarang dilakukan oleh sebuah software, tanpa banyak campur tangan ahli-ahli computer berotak kiri.

Dalam kehidupan kita di sini (Indonesia) gejala pergeseran itu dengan mudah dapat ditunjuk. Kehidupan para seniman, yang dalam karya-karyanya lebih banyak berekplorasi dengan otak kanan, jauh lebih baik dari masa-masa sebelumnya. Bandingkan kehidupan para pemain ketoprak zaman dulu yang harus hidup berdesak-desakan di tobong, dengan kehidupan para seniman ketoprak humor yang memiliki rumah lapang lengkap dengan segala fasilitasnya. Bandingkan juga dengan kehidupan para komedian, dan seniman-seniman lainnya. Orang-orang berotak kanan jauh lebih gampang meraup pendapatan, ketimbang orang-orang berotak kiri.

Dalam bisnis keterlibatan otak kanan jauh memberikan kontribusi ketimbang otak kiri. Kreatifias, inovasi, terobosan-terobosan bisnis melibatkan kemampuan otak kanan daripada otak kiri.

Mengapa Airplane memilih street fashion dalam mendesain produk sehingga laku di pasaran dalam dan luar negeri? Mengapa Nasi Uduk Gondangdia perlu membungkus nasi uduknya dengan daun pisang dan kenapa harus berbentuk kerucut sehingga pelanggannyla rela berjubel antre untuk dilayani? Tanyakanlah kepada otak kanan para pencetusnya.


Jurus Kedua:

Galilah Potensi Yang Selama Ini Diremehkan

Namanya potensi dengan sendirinya mengandung arti bahwa sesuatu itu telah ada, dan tidak perlu diciptakan. Cuma, sesuatu itu masih dibiarkan “merana” dan belum digali apalagi dipoles.

Pengalaman Nasi Uduk Gondangdia bisa dijadikan contoh. Halaman ruko wartel dan money changer-nya dibiarkan “merana” bertahun tahun dan hanya dimanfaatkan sebagai lahan parkir. Itu pun yang memanfaatkan orang lain. Untunglah Jasmine, Jusriel Kamil, Wita dan Lisa, cepat menyadari nilai potensi lahan kosong strategis yang terletak di pinggir jalan raya ini. Setelah disulap menjadi gerai outdoor nasi uduk, lahan yang tadinya merana ini bisa menjadi pundi-pundi uang keempat keluarga tersebut. Betapa tidak, dalam sebulan Nasi Uduk Gondangdia membukukan omset Rp 270 juta. Dalam perkembangannya, bisnis nasi uduk justru jauh lebih prospektif sehingga bisnis wartel harus mengalah.

Airplane juga jeli melihat potensi. Keberadaan sejumlah pelajar Indonesia di luar negeri bisa didapuk menjadi marketer handal untuk melakukan penetrasi pasar di mancanegara. Coba berapa dana yang harus dirogoh jika Airplane harus menerjunkan tim marketing-nya sendiri. Para pelajar pun bisa menyelam minum air, belajar sambil mencari uang tambahan. Mereka pun bisa menyasar kolega kampusnya sebagai konsumen.


Jurus Ketiga :

Berdamai dengan Para Kompetitor


Dalam tingkatan tertentu competitor memang bisa menggerus pendapatan. Itu sisi negatifnya kehadiran competitor. Namun pada sisi lain competitor merupakan pemicu bagi pengusaha untuk berlaku efisien, inovatif dan kreatif. Sebab, pengusaha yang puas dalam posisinya terkini akan tergilas oleh kemajuan competitor. Juga, untuk produk-produk yang memerlukan edukasi kepada konsumen, berapa dana yang diperlukan oleh seorang pengusaha untuk mkengedukasi konsumen. Dengan banyaknya kkompetitor, yang tentu saja juga akan mkempromosikan produknya masing-masing, membuat edukasi akan jauh lebih cepat berhasil.


Dalam kasus melejitnya popularitas bisnis bunga anthurium, bagaimana orang bisa menghargai selembar daun dengan uang jutaan rupiah jika konsuen tidak teredukasi. Dan betapa capek dan menguras dana jika seorang pengusaha tanaman hias anthurium melakukan edukasi sendirian.


Jurus ini juga secara jitu diterapkan oleh Herman Kosasih, bos toko onderdil jaringan Laris Jaya Motor (LJM). Satu syarat bagi calon pembeli lisensi adalah memiliki lokasi yang dalam radius tiga kilometer terdapat 50 bengkel sepeda motor. Hemat Ayung, demikian ia akrab disapa, keberadaan para competitor ini bisa disinergikan, terutama sekali karena LJM maupun pembeli lisensinya memiliki layanan bubut reparasi. Tidak semua bengkel mau dan mamlpu berinvestasi membeli mesin bubut yang harganya lumayan tinggi. Dengan demikian, para competitor merupakan pintu masuk bagi pelanggan layanan bubut reparasi LJM.


Berkumpulnya para competitor di suatu wilayah tertentu, misalnya untuk onderdil motor di Jalan Raya Bogor atau Kebun Jeruk, tentu menjadi magnet tersendiri bagi pelanggan. Benak konsumen akan bekerja bahwa di mana tingkat persaingan tinggi maka harga yang akan ditawarkan pastilah kompetitif. Dimana sejumlah competitor berdagang di tempat yang sama, mereka pastilah akan berlomba-lomba untuk memperlengkap dagangannya. Jadi tidak ada istilah konsumen pulang dengan tangan hampa, apa pun yang dicari pastilah ada.


Jurus Keempat:

Jadilah Landak, Jangan Jadi Rubah


Manusia (pengusaha) memang multi talenta. Howard Garner, psikolog Harvard menyebut manusia memiliki delapan kecerdasan. Pengusaha (perusahaan) juga mempunyai probabalitas sukses untuk banyak jenis bisnis. Namun tak bisa dipungkiri, secara alamiah orang hanya akan mencapai kemampuan optimal untuk satu atau dua kecerdasan saja. Kecil kemungkinannya, ia mampu mengembangkan delapan kecerdasan dengan sama baiknya. Karena secara alamiah pengusaha ataupun perusahaan kemampuannya seperti ini, maka akan lebih baik ia menjadi landak daripada menjadi rubah. Artinya, tahu banyak tentang satu hal lebih baik daripada tahu sedikit tentang banyak hal. Singkatnya pengusaha (apa lagi yang tidak mempunyai dana untuk menggaji orang-orang hebat dan melakukan ekspansi) harus focus ke dalam satu jenis dan menjadi yang terbaik di bisnis tersebut. Kita sering melihat perusahaan yang uangnya tidak berseri dan sukses dalam suatu bisnis mengalami kegagalan ketika memasuki bisnis yang lain. Ekspansi suatu perusahaan biasanya masih terkait dengan bisnis intinya, di antaranya membuat variasi produk, bukan nyelonong ke jenis bisnis lain.

Gonzo Asian, kini lebih focus menjadi pembuat kostum anime, walau di awalnya menggeluti bisnis tas dan boneka. Untuk bisa menjadi yang terbaik di bidangnya, Gonzo selalu menimba pengetahluan seluk-beluk kostum anime. Itu sebabnya, secara khusus Gonzo mendatangkan desainer fashion yang pernah tinggal di Negeri Matahari Terbit. Gonzo ingin menjadi landak di dunia kostum cosplay.


Contoh lainnya, adalah Baba Rafi Indonesia, yang sukses memasyarakatkan Kebab Turki Baba Rafi. Setelah sukses menyajikan makanan kebab, kini Baba Rafi melakukan ekspansi dengan mengakuisisi Roti Maryam Aba-Abi. Baik kebab maupun roti maryam adalah makanan yang terkait budaya Timur Tengah. Prinsip ekspansi yang dilakukan Baba Rafi masih menganut teori landak. Artinya, masih focus ke produk makanan yang berasal dari budaya Timur Tengah, hanya varian produknya saja yang diperkaya.


Jurus Kelima:

Titik Terlemah Tumpuan Terkuat

Ketika kita berada di titik terendah, kemana pun kita bergerak pasti ke titik yang lebih tinggi. Kuncinya : kita mau bergerak tidak hanya berdiam di titik terendah. Sebaliknya, ketika kita berada di titik tertinggi ke mana pun bergerak akan menuju titik yang rendah. Ini pernah dirasakan oleh hampir semua pebisnis. Namun hampir-hampir tidak pernah diungkapkan bahwa titik terlemah adalah tumpuan terkuat. Banyak pengusaha kita yang sukses justru dari kondisi kepepet ( titik nadir). Misalnya, kalah bersaing untuk bekerja di sector formal akhirnya kepepet mendirikan usaha sendiri. Titik terlemah merupakan tumpuan terkuat juga bisa digunakan untuk menggambarkan pengusaha yang jatuh bangkrut namun tetap gigih berusaha hingga akhirnya menggapai sukses. Pandu Logistics yang didirikan oleh Dr Mohammad Bhakty Kasry dan beberapa rekannya, sebagai misal. Pandu Logistics sempat limbung pada tahun awal usahanya. Bahkan rekan-rekan Bhakty akhirnya mengundurkan diri. Tetapi Bhakty tidak menyerah dan terus menggenjot kinerja Pandu Logistics, sehingga akhirnya perusahaan berkembang dan beranak pinak menjadi beberapa perusahaan dalam payung Pandu Siwi Group. Beberapa perusahaan ini menjadi salah satu perusahaan yang terdepan dalam bidangnya.


Dalam dunia comedian, kita juga banyak menemukan titik terlemah menjadi tumlpuan terkuat. Beberapa kelemahan Tukul seperti bahasa Inggris yang amburadul justru menjadi selling point. Ingat Yati yang hidungnya pesek? Ia menjadikank kelemahan itu sebagai sebuah kekuatan dan namanya pun cukup mewakili fenomena itu, Yati Pesek.

Contoh yang mengglobal adalah Buckminster Fuller penemu Kubah Geodesic. Dari royalty penemuannya, Buckminster hidupnya berkelimpahan. Padahal konon kabarnya ia menyumbangkan semua hasil royaltynya. Tetapi setiap kali uangnya disumbangkan, pundit-pundinya terisi lagi. Penemuan kubah geodesic-nya berawal ketika ia merencanakan untuk bunuh diri lantaran kehidupannya yang bangkrut. Saat ingin terjun ke Danau Michigan, ia mendapat sebuah bisikan. Pesan dari bisikan itu adalah perintah agar Buckminster mengabdikan dirinya untuk kehidupan sesama. Sekalipun tidak pernah lulus dari Harvard namun Buckminster sebenarnya adalah sosok yang cerdas. Setelah mendapat bisikan tersebut ia mulai merancang untuk menemukan formula pembangunan rumah yang murah. Maka tercetuslah ide membangun rumah berbentuk kubah. Dalam perkembangannya penemuan itu tidak hanya cocok untuk rumah tetapi juga bagi pembangunan gedung-gedung komersial bahkan hanggar persawat Penemuan yang luar biasa itu ia temukan justru ketika kehidupannya dalam titik terlemah.


Jurus Keenam :


Memancinglah di Laut


Laut memiliki kekayaan hayati luar biasa. Jenis ikan yang ada di lautanpun sudah sulit untuk menyebutkannya, apalagi jumlahnya. Memancing di laut risiko memang lebih besar, tetapi kita pasti akan bisa mendapatkan ikan, kecuali kita benar-benar sial. Memancing ikan di kolam risikonya jelas lebih kecil. Namun jenis ikan dan jumlah yang kita tangkap sudah dalam dugaan kita. Sedangkan memancing ikan di laut hasilnya sangat-sangat mungkin tidak terduga. Itu artinya, pengusaha harus menetapkan target yang tinggi. Meskipun meleset kalau memanah matahari mungkin masih bisa mendapatkan burung, demikian juga ketika menembak titik tengah sasaran tembak kalau meleset masih bisa mengenai papannya.


“Kalau saya lebih suka memancing di laut, daripada memancing di kolam. Bisa jadi kita tidak mendapat apa-apa, tetapi mungkin juga kita mendapat ikan paus,” kata Perry Tristianto Tedja, dalam satu kesempatan mengambil amsal tentang penetapan target dalam berbisnis ini.


Jurus Ketujuh :

Antrelah Paling Depan


Bagaiman pengalaman Anda antre tiket menonton pertandingan sepakbola dan konser musik? Pada saat Anda di depan tanpa bergerak pun sudah sampai loket penjualan tiket karena didesak para pengantre di belakang. Itu artinya, pengusaha haruslah menjadi pioneer. Meski tak mudah, tetapi para peretas bisnis selalu menikmati kepioniran. Istilah orang lari marathon sudah mencuri start duluan.

Lihat pengalaman Aditya J Turanta ketika memunculkan ide laundry kiloan. Gampang diprediksi, bisnis yang prospektif pastilah akan banyak pengekornya. Demikian juga ketika Benresik yang menyasar segmen mahasiswa di Yogyakarta mengalami kesuksesan, bisnis laundry berkonsep kiloan langsung menjamur. Karena kepioniran inilah, Benresik bisa melesat ketika yang lain masih meraba-raba. Bahkan Benresik bisa berkspansi ke kota metropolitan mengusung nama Easy Clean sambil menggandeng sejumlah nama-nama terkenal yang terkait dengan bisnisnya.

Memang, kata Perry, menjadi pionir tidak gampang. Selain harus melakukan edukasi pasar, biaya promosi yang dikeluarkan cukup besar karena kita menciptakan pasar. Berbeda ketika kita berposisi sebagai pebisnis yang memasuki pasar yang sudah ada (penguntit) maka biaya yang dikeluarkan untuk berpromosi tidak terlalu besar. Namun beruntung bagi pionir, apalagi jika konsepnya sulit ditiru, maka ia sebagai penguasa tunggal dalam bisnis tersebut.


Jurus Kedelapan :


Tanpillah Beda

Betapa sulitnya kita untuk mencari perbedaan dari dua gambar yang mirip. Seringkali dari 10 perbedaan yang ada kita hanya menemukan enam sampai delapan titik. Itulah nasib produk Anda jika tidak berbeda dengan milik competitor. Dalam kodisi produk Anda mirip dengan milik competitor, bisa jadi seorankg pelanggan sebenarnya hanya “salah” membeli produk Anda karena sebenarnya ia ingin membeli produk pesaing. Masih beruntung kalau prosuk Anda inferior sehingga Anda bisa mengambil keuntungan dari kemiripan produk dengan competitor superior Anda.


Tampil beda bukan berarti hanya dalam bentuk produk, tetapi juga pemikiran dan strategi. Lihat langkah Ayung dari LJM yang ikut menanamkan investasi dalam setiap pendirian cabang dengan mitranya. Nilai investasi yang melebihi lisensi fee, di mata pembeli lisensi dinilai sebagai suatu indicator bahwa Ayung serius memberi dukungan bagi kemajuan cabang yang dildirikan bersama-sama itu. Tak aneh hanya aberselang satu bulan lisensi diluncurkan sudah ada tiga mitra yang bergabung. Bahkan, diluar Pulau Jawa ada pengusaha yang tertarik untuk mendirikan delapan cabang.


Jurus Kesembilan :


Banyaklah Beramal

Hukum alam: energi yang diterima sama dengan energi yang dilepaskan. Kebaikan tidak akan menuai selain kebaikan, demikian juga keburukan.


Starbuck Coffee nilai sahamnya naik 5000 persen. Apa rahasianya? Starbuck menanamkan kebaikan kepada karyawannya, kepada para mitranya, leada para pemasok kopinya, kepada para konsumen dan kepada lingkungannya. Ujung – ujungnya Starbuck mendapat dukungan sepenuhnya dari pihak-pihak yang telah mendapatkan kebaikan dari perusahaan tersebut.


Bos Apotek Jaringan K-24, Gideon Hartono, pernah mengungkapkan,”ketika kehadiran kita membawa kebaikan kepada masyarakat maka secara timbal balik masyarakat akan mendukung bisnis kita. Itu sebabnya walau kami buka 24 jam tetapi tidak menempatkan satpam khusus di setiap gerai, karena masyarakat akan ikut serta menjaga keberadaan kita.”


Jurus Kesepuluh :


Bermesralah dengan Media Massa

Selebritis, baik itu actor maupun aktris, politikus, pimpinan eksekutif, legislatif maupun yudikatif bisa hancur reputasinya ketika sisi negatifnya disorot oleh media. Sebaliknya karir mereka akan melambung, jika media selalu mengangkat perilaku positif mereka. Perusahaan juga demikian, semakin sering citra positifnya muncul di media massa, biasanya akan berbanding lurus dengan keberhasilan perusahaan tersebut. Bahkan dalam kadar tertentu kelemahan perusahaan yang diungkapkan oleh media massa bisa menghasilkan nilai positif, setidaknya uintuk brand awareness.




TAMPIL BEDA BUKAN BERARTI HANYA DALAM BENTUK PRODUK, TETAPI JUGA PEMIKIRAN DAN STRATEGI


Tidak ada komentar:

Google